Pada studi tersebut, peneliti memberikan anak-anak komputer genggam yang dapat merekam gejala sakit kepala selama dua minggu. Setelahnya peneliti membandingkan informasi tersebut dengan kondisi cuaca yang ada saat itu.
Studi yang dipimpin oleh Dr Mark Connely dari Children's Mercy Hospital and Clinics di Kansas City, Missouri ini melengkapi penelitian sebelumnya yang menggunakan metode kurang tepat. Hasil penelitian ini dilaporkan dalam jurnal Headache.
Hasil penelitian secara keseluruhan didapat selama periode hujan anak-anak memiliki kemungkinan menderita gejala sakit kepala sebesar 59 persen dibandingkan dengan cuaca kering yang hanya sebesar 21 persen.
Sedangkan pada kondisi kelembaban tinggi di atas rata-rata kemungkinan sakit kepala sebesar 58 persen dibandingkan saat kelembaban normal yang hanya 22 persen.
"Hasil ini memberikan pegangan bagi anak-anak agar dapat mencegah serangan sakit kepala saat musim hujan. Tapi kami belum mengetahui dengan pasti mengapa hujan dan kelembaban yang tinggi dapat memicu sakit kepala pada anak-anak," ujar Dr Connelly, seperti dikutip dari Reuters, Senin (25/1/2010).