Baru-baru ini ada 2 orang rekan saya yang dioperasi di rumah sakit. Keduanya adalah dokter. Penyakit memang tidak mengenal siapa yang akan dihinggapinya dan dokter juga adalah manusia yang bisa sakit sebagaimana manusia lainnya. Teman saya yang pertama dirawat sebuah RS dengan tarif termurah 500 ribu rupiah permalam dan satunya lagi di sebuah RS Internasional dengan tarif ‘rakyat’ yakni 60 ribu rupiah permalam.
Setelah operasi, saya menanyakan kapan mereka akan keluar dari RS. Katanya belum bisa keluar sebelum kentut. Jadi kalau setelah operasi dan kentut bisa keluar setelah 2 hari, maka harus menambah biaya rawat inap 500 ribu permalam. Kalau 2 hari gak kentut berarti bayarnya 1 juta rupiah. Ternyata untuk sebuah kentut yang kadang kita buang sembarangan, dalam keadaan tertentu bisa berharga mahal :-)
Kentut memang merupakan salah satu pertanda normalnya kembali gerakan usus bagi seseorang baru menjalani tindakan operasi. Walaupun kentut bukan syarat utama agar bisa keluar rumah sakit atau makan/minum setelah operasi. Gerakan usus ini bisa terganggu akibat operasi yang melibatkankan usus atau akibat efek samping obat bius. Bila seseorang yang belum bisa kentut dan memaksakan diri untuk makan atau keluar rumah sakit, dikhawatirkan usus belum bisa berfungsi normal kembali dan bisa terjadi penyumbatan saat makanan melewati usus.