salah satu teknik bantingan Ju-JitsuPasar bebas AFTA 2010 (ASEAN Free Trade Area) mulai diberlakukan pada tanggal 1-januari-2010. Ceritanya ini semua barang impor dari negara tetangga di ASEAN tidak dikenakan bea masuk jadi kita bebas impor barang kemana saja kita suka dan begitu juga negara sahabat juga bebas meng-import barangnya ke indonesia seenak udel mereka.
Hanya saja katanya ada sedikit kekawatiran mengenai dibukanya keran impor bebas bea ini yaitu katanya Indonesia tidak siap, pasar dalam negeri bisa terganggu dengan masuknya barang impor murah dari Cina.
Saya sendiri kurang paham apa artinya AFTA 2010 ini hanya saja saya punya ilustrasi mengenai pasar bebas ini yang menurut saya lebih baik kita berpikir positif saja bahwa kita jadi punya pasar seluas ASEAN.
Saya ingat dulu waktu masih aktif di olahraga Ju-jitsu, setiap kali mengikuti pertandingan, saya selalu dimasukkan ke kelas bebas yang artinya bahwa yang ikut kelas ini adalah kelas kakap semua, berat minimal adalah 75kg dan biasanya mereka itu pemegang sabuk coklat bahkan ada yang sudah DAN I.
Tiap kali berhadapan di matras saya selalu grogi karena lawan badannya besar banget dan sangat keras ototnya. Beberapa kali pukulan saya bisa masuk tetapi kalau badan saya sudah dipegang pasti saya bisa dibanting dan dilanjut dengan kuncian. Kalau nguncinya pakai cara biasa mungkin masih enak tetapi lawan saya ini kalau habis mbanting pasti langsung nindih dan ngunci leher. Ini yang berat, badan sudah di tindih dan ditambah harus nahan nafas gara-gara kena kunci dan kena tindih. Minimal 10 detik saya harus menahan seperti ini baru bisa dilepas.
badan kecil bisa ngalahin yang besar pakai cara ini
Dilain kesempatan sewaktu ikut Pemusatan Latihan (TC) buat kejurnas, kami para peserta diberi kesempatan untuk melawan pelatih. Mereka (para pelatih) minimal penyandang DAN III dan mempunyai jam terbang yang tinggi. Saya pernah melawan pelatih DAN V, badannya kurus kecil dan tidak ada otot. Saya sudah membayangkan, kalau sekali dorong atau sekali pukul aja pasti sudah jatuh.
Memang bener, sewaktu bertanding saya bisa mukul dengan keras tetapi ternyata pukulan saya hanya kena sedikit dan malahan tangan saya bisa di pegang lalu di banting. Saya tidak mengira kalau bantingannya begitu keras buat ukuran orang yang berbadan kecil.
Karena badan saya lebih besar maka saya bisa balas meng-counter bantingan dan dilanjut dengan kuncian leher. Itungan saya pasti saya bisa nahan kuncian selama 10 detik, tetapi apa yang terjadi……??? Entah darimana asalnya tiba-tiba tangan saya terasa lemas dan kuncian saya langsung lepas dan saya ganti dikunci leher dan sampai hitungan 10 detik saya tidak bisa melepas kunciannya malah habis itu leher saya sakit banget.
Sehabis itu kami semua diterangkan oleh pelatih bahwa ada ribuan jurus untuk mengalahkan lawan bahkan dalam kondisi kita sudah kalah. Tadi yang dilakukan adalah menekan titik nyeri yang ada di badan. Dalam perkelahian jalanan hal ini sah dilakukan malahan hukumnya wajib tetapi di dalam pertandingan hal ini menjadikan di-diskualifikasi karena melanggar peraturan. Tetapi tetap masih ada celah asalkan tahu caranya dan tahu jurusnya.
kalau cuma seperti ini, Indonesia juga bisa
Dari hasil melawan lawan yang lebih besar ilmu maupun badannya tersebut, saya belajar banyak hal tentang ilmu jalanan yang tidak bakal bisa meresap ke dalam hati kalau tidak mengalami secara langsung. Hal seperti ini bisa juga di aplikasikan ke bisnis bahwa gunakan segala macam cara agar bisa mencapai kemenangan, gunakan ilmu jalanan jangan sebatas teori. Soal halal atau haram itu terserah dari masing-masing yang menjalankannya.
Jadi AFTA 2010 itu cuma lawan besar (kalau kita anggap besar) yang bisa kita kalahkan dengan ilmu jalanan. Kita lebih paham pasar kita jadi mestinya kita lebih unggul. Cari titik nyeri dari lawan dan serang di bagian itu dengan cepat. Selamat bertarung………………………..