PORT MORESBY, KOMPAS.com — Sekitar 12 penjahat paling terkenal dan berbahaya melarikan diri dari unit tahanan dengan pengamanan canggih di Papua Niugini (PNG).
"Para tahanan ini melarikan diri beberapa saat menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton," kata para pejabat, Rabu (13/1/2010).
Dari 12 tahanan, tiga orang di antaranya terlibat percekcokan berdarah, membobol penjara Bomana di luar ibu kota PNG, Port Moresby, Selasa.
Mereka berhasil lolos setelah seorang wanita yang menyamar sebagai pengacara menyelundupkan senjata ke penjara itu. "Mereka semua masih berada di luar," kata satu sumber pemerintah.
"Keamanan ditingkatkan di negara pulau Pasifik Selatan tersebut, polisi berada dalam siaga tinggi, menjelang kunjungan enam jam Hillary, Kamis besok," tambah sumber itu.
Beberapa laporan mengatakan, William Kapris, tokoh penjahat paling berbahaya di PNG, yang menunggu diadili atas tuduhan perampokan bank serta tuduhan perkosaan, pembajakan pesawat, dan pembunuhan seorang perwira polisi, termasuk di antara mereka yang melarikan diri.
Berdasarkan laporan, para pejabat PNG menyebut pembobolan penjara itu sebagai masalah keamanan nasional. Pembobolan terjadi menyusul aksi serupa yang dilakukan 40 tahanan lain dari Bomana pada bulan lalu
Dewan Bisnis Papua Niugini mengirim pesan elektronik kepada para anggotanya untuk mendesak mereka melakukan tindakan ekstra waspada apabila bepergian di Port Moresby. Sebelumnya, Satuan Intelijen Ekonomi menyebut kota tersebut sebagai kota terburuk di dunia untuk tempat tinggal.
Persinggahan Hillary di Port Moresby ini adalah persinggahan pertama sejak tahun 1998. Di sana ia dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Michael Somare.
Masalah HIV/AIDS yang meningkat di PNG, peran wanita, dan perubahan iklim akan menjadi agenda pertemuan selain kerja sama bilateral.